Anak Kobra

JavaScript harus aktif untuk menggunakan foursquare.com

Kami menggunakan teknologi terbaru dan terbaik yang ada untuk memberikan pengalaman web terbaik yang mungkin. Aktifkan JavaScript di pengaturan browser untuk melanjutkan.

Unduh Foursquare untuk ponselmu dan mulailah menjelajahi dunia di sekitarmu!

Beberapa kota di Pulau Jawa sempat dihebohkan oleh serangan anakan ular kobra Jawa yang masuk ke dalam rumah.

Dari sekian banyak jenis ular berbisa yang ada, keberadaan jenis kobra ini perlu diwaspadai.

Pasalnya, kobra Jawa dinilai sebagai salah satu ular berbisa tinggi yang bisa membahayakan manusia kapan saja

Apa bedanya ular kobra Jawa dengan ular kobra pada umumnya? Simak juga cara penangannya dalam ulasan berikut ini.

Baca Juga: 15 Arti Mimpi Dikejar Ular, Berhubungan dengan Emosi!

Perbedaan Ular Kobra dan King Kobra

Foto: King Kobra (Pixabay.com/antriksh)

Sekilas, ciri-ciri ular kobra Jawa mirip seperti king kobra yang lehernya memipih seperti sendok.

Selain itu, masih ada sejumlah perbedaan ular kobra Jawa dengan king kobra, di antaranya:

Meski namanya mirip, ular kobra dan king kobra termasuk spesies yang berbeda.

Hal ini termasuk dengan ular kobra Jawa yang berasal dari genus Naja.

Sementara itu, king kobra memiliki genus Ophiophagus.

King kobra menyandang predikat sebagai ular berbisa terpanjang di dunia.

Rata-rata panjang king kobra bisa mencapai 6 meter dengan diameter 10 sentimeter.

Sementara itu, ukuran tubuh ular kobra cenderung lebih kecil dan pendek, berkisar 1,7-2,5 meter.

Bobot king kobra juga cenderung lebih besar, bahkan hampir 2 kali lipat ular kobra.

Berat king kobra bisa mencapai 5-10 kilogram, sementara ular kobra umumnya memiliki berat berkisar 2,5-5 kilogram.

Baca Juga: 10 Contoh Hewan Berkaki Dua serta Gambar dan Penjelasannya

King kobra tak segan memangsa ular lain sebagai makanannya.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Habitat Ular Kobra Jawa

Sesuai dengan namanya, habitat utama ular kobra Jawa berada di Pulau Jawa.

Habitat aslinya sebagian besar berada di hutan hujan tropis, persawahan, hingga pekarangan.

Hewan ini mudah beradaptasi sehingga kerap ditemukan di berbagai tipe habitat, termasuk di perkotaan.

Melansir Wildlife Preservation Canada, kobra Jawa bahkan paling sering ditemui di Kota Jakarta.

Hewan melata ini hidup di atas tanah (terrestrial), terutama di area persawahan dan pekarangan.

Menjadi hewan nokturnal, ular kobra Jawa aktif mencari mangsa di malam hari.

Target sasarannya adalah mamalia kecil, tikus, burung, kodok, ular, dan hewan amfibi lainnya menjadi makanan favorit bagi ular kobra Jawa.

Tak heran jika keberadaan hewan ini penting sebagai pengontrol populasi hewan pengerat.

Baca Juga: 3 Jenis Tanaman yang Bisa Dicangkok, Bisa Bikin Pohon Berbuah Lebih Cepat!

Mengenal Ular Kobra Jawa

Foto: Ular Kobra Jawa (Freepik.com)

Ular kobra Jawa merupakan salah satu ular berbisa tinggi dari family Elapidae.

Jenis ular ini berasal dari genus Naja dan memiliki nama latin Naja sputatrix.

Ciri-ciri kobra Jawa memiliki leher yang dapat memipih seperti sendok saat dirinya terancam.

Maka tak heran jika masyarakat Jawa kerap menyebut jenis kobra ini sebagai ular sendok.

Ciri-ciri kobra Jawa biasanya berwarna hitam kecokelatan dengan panjang mencapai 2 meter.

Hewan berbisa ini juga memiliki bentuk taring proteroglypha (bertaring depan) yang berukuran kecil dengan ujung pendek.

Baca Juga: Ketahui Klasifikasi Filum Coelenterata sebagai Hewan Berongga

Dari taringnya itulah, ular kobra Jawa mampu menyuntikkan bisa hingga masuk ke dalam pembuluh darah lawannya.

Hati-hati, bisa ular kobra Jawa memiliki sifat hemotoksik yang mampu merusak sel darah.

Tak hanya itu, bisa ular kobra jenis ini juga bersifat neurotoksik yang mampu merusak sel saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

Jarak semburan bisanya pun cukup jauh. Jika terkena mata, manusia bahkan bisa mengalami kebutaan dalam sekejap.

Meski sangat berbahaya bagi manusia, keberadaan ular kobra Jawa ternyata juga perlu dilestarikan, lho, Moms.

Terutama bagi para petani, keberadaan satwa ini dapat mengendalikan hama tikus sehingga turut menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca Juga: Moms Suka Bunga Krisan? Yuk Ikuti Cara Menanam Bunga Krisan Berikut!